SISI LAIN PSM MAKASSAR “PASUKAN RAMANG”
Postingan kali ini saya ingin memperkenalkan klub favorit saya, yang beberapa tahun belakangan ini prestasinya merosot, akan tetapi pada IPL musim 2010/2011 ini kembali meroket dan menjadi tim yang solid dan menjadi tim yang menakutkan bagi tim lawan. Persatuan Sepakbola Makassar atau lebih populer dengan sebutan PSM Makassar, adalah sebuah tim sepakbola Indonesia yang berbasis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tim berjuluk Juku Eja yang juga biasa dijuluki Ayam Jantan dari Timur merupakan salah satu tim terkuat di pentas sepakbola nasional.
Info tim:
Berdiri : 1915
Alamat : Jl. Dr. Sam Ratulangi No.3 Kompleks PDAM Indonesia
Telepon : +62 (0) 411 380388
Faksimile : +62 (0) 411 830388 / 874894
Laman Resmi : http://psm.web.id
Ketua : Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM
Direktur : M. Ishlah Idrus
Stadion : Gelora Andi Mattalatta / Mattoanging
Sejarah PSM Makassar
Kisah terbentuknya PSM Makasar dimulai pada 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepakbola bernama Makassar Voetbal Bond [MVB] yang di kemudian tercatat sebagai embrio PSM. Dalam perjalanannya, MVB menampilkan putra-putra pribumi di jajaran elite persepakbolaan Hindia Belanda, seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal dan cukup disegani.
Pada masa itu, sekitar 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatera, Borneo, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia. Pendek kata, MVB langsung melejit sebagai klub ternama.
Sayang pada usianya yang ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Itu karena orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap, sedangkan pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa [pekerja paksa]. Sebagiannya lagi dikirim ke Burma [kini Myanmar]. MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepakbola di Indonesia kala itu.
Apalagi Jepang menerapkan aturan segala yang berbau Belanda harus dimusnahkan. Tak terkecuali itu adalah klub sepakbola. Sebaliknya, untuk mencari dukungan penduduk setempat, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepakbola Makassar [PSM].
Pada dekade 1950, PSM mulai melakukan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Salah satunya yang paling fenomenal tentunya adalah Ramang. Bahkan kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM dan tercatat dalam sejarah sepakbola nasional sebagai legenda itu tetap dikenang hingga saat ini. Mungkin itu pula yang membuat tim ini terkadang dijuluki Pasukan Ramang.
PSM pertama kali menjadi juara perserikatan pada 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan di partai final yang digelar di Medan. Sejak saat itu PSM menjadi kekuatan baru di jagad sepakbola Indonesia. Lima kali gelar juara perserikatan (1957,1959, 1965,1966, dan 1991/1992 ) mereka raih serta empat kali runner-up (1951,1961,1964,1994).
Di era sepakbola profesional, tim ini pernah mencatat prestasi mengesankan dengan menjadi The Dream Team ketika mengumpulkan sejumlah pilar tim nasional seperti Hendro Kartiko, Bima Sakti, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Julianto, yang dikombinasikan dengan pemain asli Makasar seperti Ronny Ririn, Syamsudin Batola, Yusrifar Djafar, dan Rachman Usman, ditambah Carlos de Mello, dan Yosep Lewono. Hebatnya, PSM kala itu hanya dua kali menelan kekalahan dari 31 pertandingan yang mereka mainkan.

Pada era liga Indonesia yang pada saat itu dimulai pada tahun 1994 psm yang bertitle sebagai runner up perserikatan tak mampu berbuat banyak hingga pada tahun itu hanya mampu berada di posisi ke-10 wilayah timur. Kemudian psm mampu bangkit pada liga Indonesia 1995/1996 dengan menjadi runner-up , kemudian pada tahun 1996/1997 hanya sampai pada babak semi-final kemudian pada kompetisi piala champions asia tahun 1997 hanya mencapai putaran pertama kompetisi tersebut dan pada tahun 1998/199 psm hanya mampu sampai pada babak delapan besar, Prestasi tertinggi diraih pada tahun 1999/2000 dengan menjadi juara liga Indonesia dan mewakili Indonesia ke piala champions asia 2001 dan prestasinya sangat membanggakan dengan sampai pada babak perempat-final ini merupakan pencapaian tertinggi dari klub sepak bola yang ada di Indonesia yang telah mengikuti piala champions asia. Kemudian pada tahun 2001,2003, dan 2004 PSM hanya menjadi runner-up bahkan pada 2002 hanya sampai pada babak semi-final.kemudian pada era 2005,2006 dan 2007 prestasi PSM menurun dengan hanya mampu sampai pada babak delapan besar kompetisi 2005 dan 2006 sedangkan pada 2007 hanya meraih peringkat 5 wilayah timur.
Setelah kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia berubah menjadi Liga Super, pamor PSM sedikit meredup. Namun kini PSM mulai berbenah, para pemain berkualitas mulai dibidik kembali oleh manajemen PSM. PSM memang kehilangan Syamsul Bachri Chaeruddin, namun kehadiran pelatih fenomenal Robert Rene Alberts dan pemain-pemain lama PSM yang kembali berbaju PSM seperti Andi Oddang dan Djayusman Triasdi. akan menjadikan PSM menjadi kandidat Juara Liga Super 2010/2011.
Catatan Prestasi
Perserikatan
1951 : Runner-up
1957 : Juara
1959 : Juara
1961 : Runner-up
1964 : Runner-up
1965 : Juara
1966 : Juara
1991/92 : Juara
1994 : Runner-up
Liga Indonesia
1994/95 : Peringkat ke-10 Wilayah Timur
1995/96 : Runner-up
1996/97 : Semi-Final
1997/98 : kompetisi dihentikan
1998/99 : Delapan Besar
1999/00 : Juara
2001 : Runner-up
2002 : Semi-Final
2003 : Runner-up
2004 : Runner-up
2005 : Delapan Besar, peringkat ke-2 Wilayah Timur
2006 : Delapan Besar, peringkat ke-4 Wilayah Timur
2007 : Peringkat ke-5 Wilayah Timur
Superliga Indonesia
2008/09 : Peringkat ke-8
2009/10 : Peringkat ke-13
Piala Champions Asia / Asian Club Championship
1997 : Putaran 1
2001 : Perempat-Final
2004 : Babak Grup
2005 : Babak Grup
Piala Indonesia
2005 : Putaran 2
2006 : Putaran 2
2007 : 16 Besar
2008/09 : Putaran 1
2009/10 : 16 Besar
PEMAIN KUNCI
Diva TarkasMeski masih berusia 22 tahun, namun Diva Tarkas sudah menjadi tulang punggung lini tengah PSM sejak musim lalu. Diva juga satu-satunya pemain PSM yang berlaga di Perang Bintang musim lalu. Dribling cepat dan umpan yang akurat menjadi keunggulan pemain bertinggi badan 167 cm ini, Diva sering dimainkan sebagai gelandang sayap. Diva Tarkas adalah produk binaan PSM, sejak tahun 2007 dirinya telah berbaju PSM.
Pemain Muda – Djayusman Triasdi
Seperti Ali Kaddafi, pemain ini merupakan pemain yang pernah membela PSM pada tahun 2007 hingga 2009. Musim lalu pemain yang lahir di Makassar, 22 Agustus 1987, berbaju Persebaya Surabaya. Djayusman dianggap sebagai bek tengah muda paling potensial di Indonesia saat ini, meski berusia muda dirinya pernah dipanggil ke timnas senior Indonesia, walaupun kalah bersaing dengan seniornya seperti Maman Abdurrachman, Nova Arianto dan Charis Yulianto. Satu kelemahan pemain ini adalah kurang tenang dalam menjaga pertahanan, namun sebagai pemain muda, kemampuannnya dapat terus meningkat apabila ada kemauan untuk memperbaiki diri.
Pemain Baru – Andi OddangAndi Oddang adalah pemain kelahiran Makassar, lahir pada tanggal 16 September 1977. Di usianya yang hampir menuju 33 tahun, Andi masih membuktikan kapasitasnya sebagai striker berkualitas, musim lalu dirinya masih menjadi andalan Persebaya di lini depan.
Gesit dan pandai memanfaatkan ruang merupakan keunggulan Andi Oddang. Seringkali umpan terobosan dari lini tengah mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Andi. Musim ini Andi menjadi tumpuan gol PSM Makassar duetnya bersama Obiora menjadi duet yang menyeramkan bagi pertahanan lawan. Sebagai Kapten tim PSM Makassar andi juga menjadi contoh bagi rekan-rekannya di PSM Makassar.
Pelatih – Robert Rene Alberts Pelatih fenomenal, pada musim pertamanya melatih di Indonesia, Robert langsung memberikan gelar Liga Super kepada Arema. Robert memang pelatih berpengalaman, sebelum berkiprah di Indonesia pelatih berusia 55 tahun ini pernah menjadi direktur kepelatihan di Korea Selatan dan juga melatih tim nasional Malaysia U-19 pada turnamen 2007 Champions Youth Cup.
Musim lalu dengan pemain-pemain muda, Robert berhasil membawa Arema juara Liga Super. Dengan materi PSM saat ini, bukan tidak mungkin Robert akan mampu membawa PSM kembali menunjukkan tajinya sebagai klub dengan sejarah prestasi kuat di Indonesia.
Join The Community